Ikhtiar polisi perkotaan ikut wujudkan ketahanan pangan

Ikhtiar polisi perkotaan ikut wujudkan ketahanan pangan

AKP Mulyadi mengoperasikan traktor untuk membajak sawah milik kelompok petani di Lingkungan Karang Anyar, Kota Mataram, NTB, Rabu (6/11/2024). ANTARA/HO-Polsek Mataram.

Usai turun lapanganbertemu dengan petani penggarap sawah di Lingkungan Karang Anyar, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Mulyadi agak terkejut. Pasalnya, lahan pertanian di wilayah tugasnya di Kecamatan Mataram, kini tinggal tersisa 5 hektare.

Menyusutnya luas areal pertanian itu, antara lain, karena banyak lahan yang sudah beralih fungsi menjadi kawasan perumahan, sarana pendidikan, pabrik, hingga gedung perkantoran.

Kondisi tersebut mendorong Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Mataram itu berupaya mencari alternatif agar di wilayah tugasnya itu tetap memiliki kontribusi dalam mewujudkan target besar nasional swasembada pangan pada tahun 2026.

Terlintas dalam pikiran Mulyadi tentang pengalamannya ketika berdinas di Pulau Sumbawa pada masa pandemi COVID-19.
Di tempat tugas itu, ia menanam cabai, sawi, tomat, dan terong, dengan model tanam menggunakan polybag di pekarangan rumah dinas kawasan Asrama Polres Sumbawa.

Hasilnya ternyata di luar perkiraannya. Buah dari ketelatenannya dalam bercocok tanam di pekarangan rumah dinas, banyak memberikan manfaat bagi rekan sejawatnya.

Pengalaman tersebut menjadi modal bagi Mulyadi untuk memanfaatkan lahan yang belum dimanfaatkan untuk ditanami aneka tanaman pangan.

Kedaulatan pangan

Tolok ukur sebuah negara dapat mewujudkan kedaulatan pangan nasional, mereka harus mampu memenuhi kebutuhannya sendiri atau swasembada. Capaian kedaulatan pangan jauh lebih penting dibanding ketahanan pangan, yang untuk mencapainya, antara lain, bisa dipenuhi dengan impor.

Ketika pangan sebuah negara berdaulat maka mereka tidak lagi tergantung dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan domestiknya.

Jadi, pada fase tersebut, negara tidak ada lagi ketergantungan pangan dari negara asing. Bahkan, bisa dikatakan impor pangan menjadi sebuah alarm atas kekurangan produksi untuk memenuhi kebutuhan negara itu sendiri.

Pemerintah Indonesia yakin swasembada pangan bisa terwujud dengan mengoptimalkan sektor pertanian, termasuk mengolah lahan-lahan tidur, mulai dari yang berskala mikro hingga yang luasnya jutaan hektare.

Prabowo Subianto yang kini menjadi Presiden Ke-8 Republik Indonesia, memahami betul potensi tersebut. Dengan membangun visi besar “Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045”, Pemerintahan Prabowo-Gibran bertekad dapat mewujudkannya melalui misi Astacita.

Salah satu langkah untuk mencapainya, Presiden Prabowo yang memiliki latar belakang militer telah menaruh kepercayaan kepada lembaga TNI dan Polri sebagai bagian penting untuk mewujudkan misi Astacita.

Dari delapan misi, salah satu poinnya yakni mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan.

Berbekal organisasi yang terstruktur dengan sumber daya manusia militan dalam segala medan, Presiden meminta kedua lembaga tersebut untuk membangun kolaborasi bersama Kementerian Pertanian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*