OJK: Stabilitas sektor keuangan terjaga di tengah risiko geopolitik

OJK: Stabilitas sektor keuangan terjaga di tengah risiko geopolitik

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar berbicara dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Bulan November 2024 di Jakarta, Jumat (13/12/2024) (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)

Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan(OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil di tengah meningkatnya risiko geopolitik dan perbaikan aktivitas perekonomian global.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, kemenangan Presiden terpilih Donald Trump dan Partai Republik di Amerika Serikat diperkirakan akan meningkatkan tensi perang dagang.

“Selain itu, ketidakstabilan geopolitik di beberapa negara terutama di Asia dan Eropa serta Timur Tengah dan secara khusus di Ukraina juga meningkatkan risiko geopolitik itu sendiri,” kata Mahendra dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner OJK Bulan November 2024 di Jakarta, Jumat.

Di tengah perkembangan itu, kinerja perekonomian global secara umum masih lebih baik daripada ekspektasi di mayoritas negara-negara utama yang ditandai dengan indikator pasar tenaga kerja dan permintaan domestik Amerika Serikat kembali menguat.

Kinerja sektor produksi Tiongkok kembali meningkat meskipun tekanan terhadap demand berlanjut serta indikator ekonomi Eropa juga cenderung membaik.

Perkembangan itu mendorong bank sentral global diperkirakan akan lebih berhati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneternya sehingga ekspektasi terminal rate suku bunga kebijakan meningkat.

Investor cenderung menarik dananya dari emerging market sehingga mendorong pelemahan mayoritas pasar emerging market baik di saham, obligasi maupun nilai tukar.

Dari sisi domestik, kinerja perekonomian masih terjaga stabil dengan pertumbuhan ekonomi triwulan III-2024 tercatat sebesar 4,95 persen dan pertumbuhan kumulatif dari triwulan I sampai dengan triwulan III tahun 2024 sebesar 5,03 persen sehingga pertumbuhan keseluruhan tahun 2024 dapat dipertahankan di atas lima persen.

Neraca pembayaran Indonesia pada triwulan III-2024 tercatat surplus yang mengindikasikan pertahanan eksternal tetap terjaga. Inflasi juga terpantau terjaga stabil seiring terus terkendalinya inflasi pangan.

Namun, Mahendra menuturkan tetap perlu dicermati perkembangan PMI manufaktur yang berada di zona kontraksi serta berlanjutnya pelemahan indikator permintaan seperti penjualan retail, kendaraan bermotor, dan indeks kepercayaan konsumen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*