
Masyarakat Suku Badui menuju Kantor Provinsi Banten di Kota Serang, Banten
Suku Badui yang bermukim di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menunjukkan partisipasi demokratisnya dengan menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden serta pemilihan legislatif pada 14 Februari 2024.
Meski tidak mengenyam pendidikan formal, mereka tetap hadir untuk memilih pemimpin negara dan anggota legislatif.
Adat istiadat setempat juga memperbolehkan mereka menggunakan hak pilihnya di tempat pemungutan suara.
Sebagai bagian dari bangsa, mereka harus memilih pemimpin negara dan tidak boleh golput.
Pada hari pencoblosan, mereka rela menunda pekerjaan mereka, seperti bercocok tanam, untuk memilih dan menentukan pemimpin negara berikutnya.
Ketika ditanya tentang partisipasi elektoral mereka, warga masyarakat Badui menunjukkan kedewasaan politik mereka dengan menyatakan keinginan mereka untuk membantu memilih pemimpin negara masa depan.
Berdasarkan data di salah satu tempat pemungutan suara di Badui, jumlah warga yang terdaftar untuk memilih di daerah itu mencapai 159 orang, dengan 139 orang telah memberikan suaranya atau mencapai 87,42 persen.
Sementara itu, data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lebak menunjukkan total pemilih di Wilayah Masyarakat Adat Badui pada Pemilu Presiden dan Legislatif 2024 mencapai 6.078 orang, terdiri dari 3.384 pemilih laki-laki dan 2.694 pemilih perempuan. Pemilihan tersebut tersebar di 27 lokasi pemungutan suara, dengan tingkat partisipasi mencapai 85 persen.
Tingginya partisipasi warga Badui pada Pemilu 2024 tidak terlepas dari masifnya sosialisasi yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait, baik KPU Provinsi Banten, KPU Kabupaten Lebak, maupun tokoh masyarakat.
Pilkada 2024
Berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 2 Tahun 2024, pemilihan gubernur dan wakil gubernur, wali kota dan wakil wali kota, serta bupati dan wakil bupati atau Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak Tahun 2024 akan dilaksanakan pada 27 November mendatang.
Untuk menyukseskan pilkada, KPU Kabupaten Lebak menargetkan partisipasi masyarakat Badui sekitar 90 persen atau minimal menyamai tingkat partisipasi saat pemilihan presiden dan legislatif.
Untuk mencapai target partisipasi pemilih di wilayah Badui, KPU Kabupaten Lebak telah melakukan sosialisasi khusus dengan memperhatikan nilai-nilai budaya setempat. Selain itu, KPU Kabupaten Lebak menghargai kearifan lokal yang berlaku di masyarakat Badui.
Seluruh pemangku kepentingan memberikan dukungannya terhadap partisipasi masyarakat Badui dalam pilkada. Beruntung, antusiasme tersebut juga ditunjukkan oleh para tetua adat Suku Badui yang dikenal dengan jaro .
Mereka terlibat dalam kegiatan sosialisasi pemilu dan mengajak masyarakatnya untuk menggunakan hak pilihnya dengan mendatangi TPS pada hari pemungutan suara.
Pada Pilpres 2024, Jaro juga mengajak masyarakat Badui untuk turut berpartisipasi dalam pemilu.
“Kita akan memilih pemimpin yang amanah, yang bisa membangun bangsa dan menyejahterakan rakyat,” kata Jaro Saija pada Februari lalu.
Kolaborasi antara aparat dan tetua adat ini diyakini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat Badui tentang pemilihan kepala daerah sebagai bentuk tanggung jawab memilih pemimpin daerah, yang pada akhirnya akan berujung pada kesejahteraan bersama.
Pelajaran yang bisa dipetik
Suku Badui merupakan kelompok masyarakat adat Sunda di pedalaman Kabupaten Lebak, dengan jumlah penduduk sekitar 26 ribu jiwa. Mereka merupakan salah satu kelompok masyarakat yang menjauhkan diri dari dunia luar, khususnya penduduk di wilayah Badui Dalam.
Suku ini terbagi menjadi dua, yaitu Suku Badui Dalam dan Suku Badui Luar. Hidup menyatu dengan alam merupakan pilihan yang sangat mereka junjung tinggi, seiring dengan upaya menjaga kelestarian alam dan hidup berdampingan secara rukun dan damai.
Keunikan suku ini merupakan aset budaya yang harus dijaga. Masyarakat modern dapat belajar banyak dari filosofi hidup mereka yang teguh dan konsisten dalam menjaga keseimbangan alam dengan manusia.
Para pemimpin di daerah juga dapat mengambil pelajaran dari ketulusan masyarakat Badui dalam menjalani hidup dengan mengutamakan keseimbangan kolektif.
Antusiasme masyarakat Badui untuk berpartisipasi dalam ajang politik ini tidak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga menjadi motivasi bagi para pemimpin terpilih untuk membangun daerah dan menyejahterakan masyarakat, khususnya masyarakat Badui.
Komitmen pemimpin daerah terpilih juga merupakan bentuk apresiasi atas upaya masyarakat Badui untuk berpartisipasi dalam demokrasi dengan menggunakan hak pilihnya.
Antusiasme mereka untuk berpartisipasi dalam pesta demokrasi ini juga menjadi pelajaran bagi