Ternyata Ini Kesibukan Sri Mulyani Saat Krisis 1998 Pecah

Sri Mulyani saat jumpers usai peluncuran buku authorized biography Sri Mulyani No Limits, Reformasi dengan Hati di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat malam (20/9/2024). (CNBC Indonesia/Rosseno Aji Nugroho)
Foto: Sri Mulyani saat jumpers usai peluncuran buku authorized biography Sri Mulyani No Limits, Reformasi dengan Hati di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat malam (20/9/2024). (CNBC Indonesia/Rosseno Aji Nugroho)

Menteri Keuangan Sri Mulyani menceritakan kesibukannya pada saat krisis ekonomi terjadi di Indonesia pada 1998. Dia mengatakan krisis tersebut menjadi salah satu episode kehidupan yang paling membentuk karakternya.

Sri Mulyani mengatakan ketika krisis terjadi, dirinya belum lama menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Amerika Serikat. Pada masa itu, Sri Mulyani juga tengah menjabat sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

“Waktu saya selesai PhD, krisis ekonomi terjadi,” kata dia dalam diskusi acara peluncuran buku authorized biography Sri Mulyani No Limits, Reformasi dengan Hati, di Kementerian Keuangan, dikutip Sabtu, (21/9/2024).

Perlu diketahui, pada masa itu Sri Mulyani masih dikenal sebagai analis ekonomi yang kerap menulis opini-opini di media cetak. Namanya juga kerap menjadi narasumber di media-media nasional Tanah Air.

Karena kedekatannya dengan media itulah, Sri Mulyani mengatakan kerap mengundang para wartawan ke rumahnya di Bintaro, Tangerang Selatan. Di rumah itu, Sri Mulyani mengajarkan para pewarta mengenai seluk-beluk krisis ekonomi, sembari menyantap olahan tempe yang dibuat sendiri.

“Ketika krisis terjadi mereka tidak mengerti ini krisis apa sih? Jadi salah satu program saya adalah ngajarin wartawan di rumah saya, kita ngobrol tentang ekonomi,” kata dia.

Selain memberikan pengetahuan, tak jarang Sri Mulyani juga memberikan masukan kepada wartawan tentang apa yang seharusnya ditanyakan kepada pejabat pemerintah.

“Nanti kalau ketemu sama menteri tanyain ini ya,” kata Sri Mulyani.

Dia mengatakan fase krisis ekonomi itu tanpa sadar membentuk kepribadiannya ketika menjabat sebagai ekonom maupun pejabat pemerintahan. Dia mengatakan krisis ekonomi membuatnya dipaksa untuk melihat sebuah kebijakan dari berbagai perspektif.

“Waktu krisis ekonomi itu kan kompleks banget, kompleks semuanya bergerak. Jadi kita dipaksa melihat bahwa policy ini mungkin benar secara teknokrat, tapi secara politik kayanya tidak akan mungkin, policy ini bagus secara teknokrat, tapi sosialnya barangkali tidak akan mampu,” kata dia.

“Jadi kita dipaksa memiliki kepekaan terhadap aspek yang tidak ekonomi saja.. waktu saya di IMF dan di Bank Dunia sebagai managing director, saya bisa ngomong dari akademi, sampai krisis sampai policy maker, itu yang kemudian menciptakan kredibilitas,” kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*